Berawal dari sebuah mesjid yang dibangun pada tahun 1986. Mesjid ini diberi nama Masjid Al-Amin. Di Masjid tersebut, diadakan pengajian untuk anak-anak usia sekolah dasar setiap ba’da maghrib. Materinya adalah baca tulis Al-Qur’an.

Hari demi hari, semakin bertambahlah anak-anak yang ikut mengaji. Hingga bermusyawarahlah para orangtua beserta pengurus Masjid. Hasil kesepakatan musyawarah pada saat itu, didirikanlah sebuah lembaga pendidikan agama untuk pemula yaitu Madrasah Diniyah. Di awal pembelajaran, santri belajar di teras masjid dan ruang tamu rumah H. Ukar Sukarya  sebagai pimpinan pesantren yang rumahnya berada di samping masjid Al-Amin.

Pada tahun 1989, melihat telah selesainya bangunan kelas, orangtua santri juga masyarakat menuntut untuk mendirikan Madrasah Tsanawiyah. Akhirnya, berdirilah Madrasah Tsanawiyah. Bila pagi hari santri-santri Tsanawiyyah yang memanfaatkan bangunan tersebut, maka di sore hari digunakan oleh tingkat Diniyyah. 9 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1998 orangtua santri Tsanawiyah mendesak untuk mendirikan Mu’allimin atau Madrasah Aliyah. Sehingga pada tahun itulah, didirikan Mu’allimin atau Madrasah Aliyah angkatan pertama.

Sampai saat ini Para Santriwan dan santriwati  di Pesantren Persatuan Islam 80 Sindangkasih ini berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat seperti Tasikmalaya Kota dan Kabupaten, Ciamis, Bandung, Sumendang, Cimahi, juga dari luar Jawa Barat seperti DKI Jakarta, Banten, Sumatera, NTT dan daerah lainnya.

Perintis

Pesantren Persis Sindangkasih ini berdiri berkat orang-orang hebat yang telah mencurahkan segala kemampuannya untuk membangun pesantren dalam rangka dakwah ini. Mereka adalah

  1. Zakaria (alm),
  2. Yaman (alm),
  3. Ukar Sukarya (Pimpinan Pesantren),
  4. Iri Nurdin (alm),
  5. Idim Dimyati dan
  6. Kapten Suharlan (alm).